Mengenai Saya

Foto saya
Pandaan, Jawa Timur, Indonesia
Belajar dikit demi sedikit, daripada gak sama sekali :-D

Rabu, 28 Januari 2009

Australia Nyatakan Israel Mutlak Dihormati

Brisbane, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menyebut banyak korban sipil dalam sengketa Gaza sebagai "tragedi besar", namun Canberra tetap mendukung keberadaan Israel sebagai negara bangsa, yang "mutlak dihormati".

"Sikap pemerintah Australia tentang masalah Gaza tetap sama sejak hari pertama, yakni kami percaya bahwa hak Israel untuk hidup dalam damai sebagai negara-bangsa harus dihormati," katanya dalam wawancara dengan stasiun TV ABC2 pada Selasa.

Namun, terkait dengan masalah korban perang di pihak sipil, Australia merasa perlu memastikan bahwa semua negara bangsa dan organisasi menghormati hukum humaniter dan hak warga sipil.

"Kami minta semua pihak terlibat melakukan apa pun, yang mereka bisa, untuk menghindari jatuh korban sipil," katanya.

"Sayang, kami menyaksikan sangat banyak korban di pihak sipil dan itu adalah tragedi besar. Oleh karena itu, kami menyiapkan bantuan kemanusiaan senilai sepuluh juta dolar Australia pada tahun ini," kata Smith.

Pemerintah Australia, tambah Smith, meminta Israel dan Hamas menghormati Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 1860 supaya tercapai gencatan senjata dalam waktu relatif panjang dan bantuan kemanusiaan masuk.

"Kami ingin memastikan setiap bantuan sampai ke tangan rakyat Gaza," katanya.

Pada hari sama, Smith mengumumkan bantuan darurat tambahan senilai lima juta dolar Australia untuk rakyat Palestina. Itu adalah tekad bantuan kedua pemerintah Australia setelah bantuan lima juta dolar, yang disampaikan Wakil Perdana Menteri Julia Gillard pada 1 Januari.

Dalam setahun terakhir, pemerintah Australia melipatgandakan bantuannya kepada rakyat Palestina hingga mencapai hampir 50 juta dolar Australia.

Hanya, dalam menyikapi gempuran tentara Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini, pemerintah Australia secara taat asas membela Israel dan menyalahkan Hamas.

Perdana Menteri Kevin Rudd menganggap Hamas kelompok teroris dan yang menyebabkan sengketa, sedangkan serbuan tentara Israel tiada lain adalah "hak bela diri".

Sengketa bersenjata Israel-Hamas kembali terjadi setelah pejuang Hamas melancarkan serangan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan menyusul akhir gencatan senjata enam bulan pada 19 Desember 2008.

Israel membalas serangan Hamas dengan membom Gaza lewat udara dan disusul dengan serangan darat secara membabi-buta. Dalam gempuran 22 hari sejak 27 Desember 2008 itu, jumlah korban di pihak Palestina mencapai sedikit-dikitnya 1.300 orang, termasuk 400 anak-anak.

Jumlah warga Palestina terluka mencapai 5.300 orang. Selain korban jiwa, ribuan rumah warga, gedung sekolah, rumahsakit dan gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa juga hancur akibat serangan Israel itu, dengan nilai kerugian diperkirakan 476 juta dolar Amerika Serikat.

Sebaliknya, Israel mengaku jumlah korban tewas di pihaknya hanya 13 orang.(*)

0 komentar: